Friday, January 20, 2012

Bersukacita Dalam Pencobaan

Hmmmmm... kayanya kok susah ya? Lagi dapet cobaan kok disuruh bersukacita? Penasaran?
Yuk kita bahas dan renungkan bersama-sama :)

Siapa sih yang ga pernah mengalami pencobaan? Dari kecil aja kayanya pencobaan itu ada terus.... Mulai dari diusilin temen sampe nilai yang jelek. Dari dompet yang sudah kurus sampe perut keroncongan di akhir bulan. Kayanya wajar banget ya klo kita berkeluh kesah.. Malah udah wajar banget klo kita berduka dalam bentuk apa pun. Mulai dari menggalau sampe stroke (lho?)

Kalau sudah begitu, sadarkah kita bahwa kita sering kali malah menyalahkan Tuhan? "Tuhan, kenapa kau tega membiarkanku jomblo sekian puluh tahun?" "Tuhan, aku sudah belajar sampe 25 jam sehari tapi kok nilaiku merah semua begini?" Dan mungkin masih banyak lagi keluh kesah kita yang "menyalahkan" Tuhan. Kenapa kata menyalahkan saya beri tanda kutip? Karena mungkin kita tidak secara sadar dalam menyalahkan Tuhan.

Contohnya dalam dua kalimat di keluhan di atas, kayanya sih nggak menyalahkan Tuhan.. Tapi sadarkah kita klo secara implisit kita menganggap / menjudge bahwa Tuhan itu tidak adil? Untuk sedikit mengompori dan memperjelas mari kita sedikit berkhayal dengan sebuah masalah yang terbilang klasik. Anggap saja kita ini orang yang baik-baik, rajin bergereja, persepuluhan lancar, belajar tiap hari 24 jam aja masih mau nambah sejam lagi klo bisa. Tapi nasib kita? Udah ngejomblo puluhan tahun, duit ya pas... pas tengah bulan udah habis.. nilai ga usah ditanya lah... lebih merah daripada hidungnya Rudolph... Sementara orang yang kita tau jahatnya bukan main... setan aja kayanya harus pensiun klo dia besok udah mati... eh kok malah sukses dan hidupnya enak2 aja? Adil ga sih?

"Nggak adil pake banget!!!" Mungkin itulah yang terlintas dalam pikiran kita. Tapi apakah kita pernah berpikir? Bahwa Tuhan memakai orang2 seperti itu untuk mengingatkan kita? Agar bila pada saatnya nanti Tuhan melimpahkan berkatnya bagi kita, kita tidak gelap mata dan menjadi seperti orang yang jahat tadi?

Sebuah saran untuk teman-teman sekalian, jikalau suatu saat kita mengalami pencobaan, apapun bentuknya, jangan cepat2 menjudge Tuhan tidak adil dst. Cobalah merenung sejenak dan berefleksi, jangan-jangan kita mengalami pencobaan itu akibat dari tindakan atau perilaku kita sendiri?

Akhirnya saya akan menutup renungan ini dengan sebuah pepatah. Pernahkah teman-teman sekalian mendengar pepatah tentang tuts piano? Bunyinya demikian:

Life is like a piano
the white keys represent happiness
the black keys represent sadness
But when a song is being played
the black keys, they make music too

Hidup itu seperti sebuah piano
tuts berwarna putih melambangkan sukacita
tuts berwarna hitam melambangkan dukacita
Tapi ketika sebuah lagu dimainkan
tuts-tuts hitam itu, mereka juga turut memperindah lagu yang dimainkan

Pencobaan memang akan selalu membawa dukacita. Namun ingatlah teman-teman, jika suatu saat kita mengalami dukacita. Itu hanya berarti bahwa ada sukacita yang bisa dicari

Tetap bersemangat
Tetap berharap dalam Tuhan
Syalom :)